Halo sobat semua, pada kesempatan ini admin akan mengulas cerpen "Emak dan Sepotong Roti". Materi pembelajaran teks ulasan ini akan kalian pada kelas 8 SMP. Disini admin akan memberikan kalian semua jawaban ulasan cerpen yang berjudul "Emak dan Sepotong Roti" ini mulai dari struktur, tema, plot, karakter, latar, sudut pandang, dan juga unsur ekstrinsik dari cerpen "Emak dan Sepotong Roti" ini.
Struktur Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Struktur Teks | Kalimat |
Orientasi | Emak dan Sepotong Roti merupakan salah satu judul hasil karya sastra Caswati, yang berupa cerpen. Cerpen karangan mahasiswi jurusan satra di UGM ini menceritakan tentang kisah perjuangan seorang Emak dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia rela melakukan pekerjaan berat demi menyekolahkan kedua putinya, Dani dan Dina. Cerpen tersebut dikarangnya saat mengikuti lomba dalam rangka bulan bahasa dan sastra yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional Pusat Balai Bahasa Yogyakarta pada tahun 2007. |
Tafsiran | Cerita dalam cerpen ini diawali dengan peristiwa kemarau berkepanjangan yang melanda sebuah desa. Kemarau itu mengakibatkan lahan persawahan dan sungai sumber mata air penduduk desa mengering. Keadaan itu membuat sebagian warga meninggalkan sungai tersebut. Namun beda halnya dengan Emak, ia justru sering mendatangi sungai itu untuk mengumpulkan batu. Sejak suaminya meninggal empat tahun yang lalu, ia harus melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar demi menyambung hidupnya dan menyekolahkan kedua putrinya, Dani dan Dina. Ia tidak ingin anaknya bernasib sama sepertinya Tapi Emak sedikit beruntung, karena Dani, putri sulungnya selalu membantunya, meski hanya di hari minggu saja, sebab sore hari ia baru pulang sekolah. Namun suatu hari minggu, saat Dani hendak membantu, tidak seperti biasanya, Emak menolak bantuaanya dan menyuruhya untuk pulang. Meski merasa agak aneh, Dani dan Dina bergegas pergi meninggalkan Emak. Tapi belum lama melangkah, mereka mendengar suara jeritan Emak yang tangan kirinya penuh dengan darah akibat terkena palu. Sejak saat itu, Emak tak lagi bisa bekerja dan jadi sangat pendiam. Dani ingin membawa Emak berobat dengan uang sisa hasil penjualan batu, namun Emak selau menolak. Dani pun menuruti kata Emak, ia merawatnya dengan penuh kasih sayang. Suatu hari saat Dani berulang tahun, Emak memberinya kejutan sebuah roti tart yang sederhana. Sebelumnya Emak berkata pada Dina agar memberitahu Dani untuk membangunkannya setelah dia pulang. Dani pun langsung membangunkan Emaknya. Namun Emak tak bangun juga. Wajah pucat Emak membuat Dani tersadar kalau ia baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Sementara Dina hanya memandangi keduanya dengan wajah polosnya. |
Evaluasi | Cerpen karangan gadis kelahiran 23 September 1989 ini tersusun sangat runtut, sehingga pembaca lebih mudah memhami isinya. Selain itu, kosakata yang digunakan dapat membuat pembaca terlarut dalam cerita. Serta, alu ceritanya yang unik dan berbeda dengan cerpen-cerpen zaman sekarang yang biasanya berisi tentang kisah cinta remaja. Namun sayangnya, ada beberapa kata yang tak baku dalam cerpen tersebut. Seperti kata gedheg yang seharusnya diganti dengan kata lain dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti sama. Sebab, tidak semua pembaca mengetahui apa arti kata tersebut, dan pasti akan terasa lebih enak dibaca. |
Rangkuman | Tetapi, dengan mengesampingkan kekurangan tersebut, cerpen ini sangatlah cocok untuk remaja Indonesia. Sebab, di dalamnya terkandung banyak pesan yang bermakna, yang dapat memotivasi kita agar semangat menjalani hidup, bersyukur atas segala pemberiaan Tuhan, berbakti kepada orang tua, dan bekerja keras untuk mewujudkan sesuatu yang kita inginkan. |
Tema Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Tema cerpen tersebut adalah tentang bagaimana perjuangan seorang ibu, pengarang dapat menyampaikan tema itu melalui tokoh utama, yaitu emak seorang ibu yang bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi kedua anaknya.
Plot Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Berikut adalah plot atau alur cerita dari cerpen "Emak dan Sepotong Roti" yang akan saya jelaskan secara singkat dibawah ini.
- Pengenalan, cerita dalam cerpen ini diawali dengan peristiwa kemarau berkepanjangan yang melanda sebuah desa. Kemarau itu mengakibatkan lahan persawahan dan sungai sumber mata air penduduk desa mengering. Keadaan itu membuat sebagian warga meninggalkan sungai tersebut.
- Timbulnya konflik, namun suatu hari minggu, saat Dani hendak membantu, tidak seperti biasanya, Emak menolak bantuaanya dan menyuruhya untuk pulang. Meski merasa agak aneh, Dani dan Dina bergegas pergi meninggalkan Emak. Tapi belum lama melangkah, mereka mendengar suara jeritan Emak yang tangan kirinya penuh dengan darah akibat terkena palu..
- Konflik memuncak/Klimaks, sejak saat itu, Emak tak lagi bisa bekerja dan jadi sangat pendiam. Dani ingin membawa Emak berobat dengan uang sisa hasil penjualan batu, namun Emak selau menolak. Dani pun menuruti kata Emak, ia merawatnya dengan penuh kasih sayang.
- Pemecahan, sebelumnya Emak berkata pada Dina agar memberitahu Dani untuk membangunkannya setelah dia pulang. Dani pun langsung membangunkan Emaknya. Namun Emak tak bangun juga. Wajah pucat Emak membuat Dani tersadar kalau ia baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Sementara Dina hanya memandangi keduanya dengan wajah polosnya.
Jenis alur dari cerpen ini adalah alur maju, karena cerpen "Emak dan Sepotong Roti" ini di ceritakan berurutan secara urut ke depan.
Karakter Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Berikut adalah karakter tokoh emak yang ada pada cerpen "Emak dan Sepotong Roti" yang akan saya jelaskan secara singkat agar dapat lebih mudah dipahami oleh kita semua.
Tokoh utama dalam cerpen ini yaitu seorang ibu (emak) yang bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi kedua anaknya. Emak bekerja mulai dari buruh cuci, setelah itu berpindah sebagai buruh tani. Tokoh emak yang penuh rasa tanggung jawab,selalu optimis dalam menjalani hidup dan tidak pernah putus asa dalam menghadapi kehidupannya yang serba sulit.
Latar Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Latar dalam cerpen ini memiliki 3 jenis latar. Diantaranya adalah latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Berikut akan saya berikan apa saja latar yang ada pada cerpen "Emak dan Sepotong Roti".
a. Latar Waktu
- Siang itu begitu terik.
- Sejak memasuki kemarau.
- Sejak meninggalnya bapak empat tahun lalu.
- Seusai mengantar Dina sekolah.
- Kebetulan ini adalah hari Minggu.
- Azan Asar berkumandang.
- Samar-samar dari balik pekatnya malam.
- Sekarang sudah memasuki bulan Desember.
b. Latar Tempat
- Desa.
- sungai.
- gunung.
- pasar.
- bawah sebatang pohon nangka.
- bale-bale rumah.
c. Latar Suasana
- Bahagia, Emak tersenyum memandangi punggung anak sulungnya yang tampak bersahaja. Emak tidak menyangka bahwa anak sulungnya telah tumbuh menjadi gadis cantik berhati mulia.
- Bingung, Dani terenyak, bingung memandangi Emak yang tiba-tiba terasa asing. Kenapa? Ada apa?
- Terkejut, Tepat pada langkahnya yang kelima, Dani dikejutkan dengan jeritan Emak yang memantul dari satu sisi tebing yang lain.
- Frustasi. Emak memikirkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya tampak frustasi.
- Khawatir, Jujur, Dani semakin khawatir dengan keadaan Emak.
Sudut Pandang Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Sudut pandang dari cerpen "Emak dan Sepotong Roti" adalah sudut pandang orang ketiga. Berikut penjelasannya.
Orang ketiga: Pengarang tidak terlibat dalam peristiwa cerita. Biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, “dia”, atau “mereka” sebagai pelaku utamanya. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; “Dina” dan “Dani” misalnya.
Unsur Ekstrinsik Cerpen "Emak dan Sepotong Roti"
Latar pengarang merupakan keadaan pengarang saat membuat suatu karya sastra.
Caswati, lahir di Jakarta, 23 September 1989 Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada, bertempat tinggal di GMNU, Jalan H.O.S. Cokroaminoto TR III/890B, Gg. Ngadimulyo, Sudagaran, Yogyakarta, telepon (0274) 619730