4 Contoh Resensi Buku Non Fiksi

Halo sobat kali ini admin mau memberi kepada kalian semua 4 contoh resensi buku non fiksi yang saya ambil dari berbagai sumber agar dapat mempermudah kalian semua dalam mengerjakan tugas resensi buku kalian. Kalian pasti sadah tau apa itu non fiksi, non fiksi adalah sebuah karangan yang dibuat bedasarkan fakta dan kenyataan yang ada dan benar-benar terjadi bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Resensi Buku Non Fiksi

Bagi yang belum paham mengenai apa itu resensi kalian bisa membaca artikel saya sebelumnya yaitu pengertian dan cara membuat resensi buku yang baik dan benar. Disitu kalian akan belajar cara membuat resensi buku yang baik, karena selain melihat contoh resensi buku dari berbagai sumber, kalian juga perlu mengetahui langka-langkah pembuatannya.

Baiklah berikut akan saya berikan 4 contoh resensi buku non fiksi yang telah saya ambil dari berbagai sumber.

Contoh Resensi Buku

Contoh Resensi Buku 1

IDENTITAS BUKU
Judul Buku       : Tips & Trik Jago Main Rubik
Penulis             : Wicaksono Adi
Penerbit           : Gradien Mediatama
Cetakan           : 1, 2009
Tebal               : 184 halaman

PENULIS
Wicaksono Adi, lahir di Semarang pada 6 Oktober 1986. Di komunitas rubik Indonesia dan internasional, ia dikenal dengan nama panggilan Chuck. Mulai mengenal rubik pada Maret 2009, dengan segera ia jatuh cinta dengan permainan ini serta komunitasnya.

PENDAHULUAN
Buku “Tip & Trik Jago Main Rubik” ini hadir sebagai solusi jitu dan komplit. Buku ini akan menjadi teman akrab Anda dalam menyelami permainan rubik, mulai dari nol hingga mahir. Dari berjam-jan hingga mampu menyelesaikannya dibawah 20 detik, bahkan dengan mata tertutup.

SINOPSIS
Rubik adalah permainan puzzle mekanik berbentuk kubus yang memiliki enam warna pada setiap sisinya. Ditemukan pada tahun 1974 oleh Profesor Ernö Rubik, seorang arsitek dan pemahat asal Hungaria. Dengan segera, rubik menciptakan sensasi internasional. Setiap orang ingin memilikinya. Demam ini menjalar baik pada anak-anak maupun dewasa. Ada sesuatu yang memikat pada kubus kecil ini. Ia memiliki konsep yang sederhana, elegan, namun secara mengejutkan sulit untuk diselesaikan.

Satu demi satu kompetisi lokal diadakan untuk berlomba menyelesaikan rubik, di antaranya American Rubik’s Cube Championship (November 1981), United Kingdom Rubik’s Cube Championship (Desember 1981), Canadian Rubik’s Cube Championship (Maret 1982). Puncaknya, pada bulan Juni 1982 untuk pertama kalinya diselenggarakan Rubik’s Cube World Championship di Budapest, di mana orang-orang dari berbagai negara dipertemukan oleh rubik. Kejuaraan ini dimenangkan oleh seorang pelajar Vietnam berumur 16 tahun, Minh Thai, dengan catatan waktu 22,95 detik.

Ketertarikan publik pada rubik mulai memudar menjelang tahun 1990. Orang-orang sudah terlalu kesal saat mencoba menyelesaikannya, mengingat keterbatasan informasi saat itu. Sebagian lebih tertarik dengan kehadiran video game elektronik yang lebih modern. Namun hingga hari ini, lebih dari 30 juta rubik telah terjual (belum termasuk merk-merk tiruannya!), menjadikannya diakui sebagai permainan puzzle terlaris di dunia. Bahkan rubik juga disebut-sebut sebagai mainan terlaris sepanjang masa, berdampingan dengan boneka Barbie.

Dengan kemuncurjan internet, rubik akhirnya bangkit dari tidur panjangnya. Pada tahun 2000, petunjuk untuk menyelesaikan rubik telah banyak ditemukan di internet. Demam rubik pun melanda untuk kedua kalinya. Puncaknya terjadi pada tahun 2003, ketika World Championship kedua diadakan di Canada. Rubik dipandang sebagai permainan yang positif, terjangkau, melatih motorik, daya ingat, serta mampu mendorong peminatnya untuk menjalin komunitas dan berkompetisi secara sehat.

IKHTISAR
Speedsolving adalah seni menyelesaikan rubik dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Para pelakunya biasa disebut speedcuber. Bagi mereka, menyelesaikan rubik adalah sebuah olahraga ketangkasan. Mereka tidak hanya mengejar kesenangan, melainkan juga membuktikan diri dan 
meraih prestasi.

KELEBIHAN
  1. Banyak terdapat gambar yang menarik.
  2. Penjelasannya sangat rinci.
  3. Terdapat indeks untuk kata-kata yang sulit dimengerti.

KEKURANGAN
  1. Beberapa kata yang sulit dimengerti tidak terdapat pada bagian indeks.

Contoh Resensi Buku 2

IDENTITAS BUKU
Judul Buku       : Dahsyatnya Hypnoparenting
Editor               : Yoan Destarina
Penerbit           : Penebar Plus+
Cetakan           : I. Jakarta 2010, II. Jakarta 2010
Tebal               : iv + 116 Halaman
ISBN              : 978-602-8661-23-2

ULASAN BUKU
Kesuksesan berangkat dari keluarga. Dari keluargalah seseorang dibentuk karakternya. Namun dalam perjalanannya, banyak orang tua yang menemui berbagai kesulitan dalam mendidik anak. Anak malas belajar, tidak suka makan, kurang percaya diri, anak yang nakal, dan masih banyak lagi. Hypnoparenting adalah salah satu solusi bagi para orang tua yang menemui kesulitan tersebut. 

Hypnoparenting berasal dari hipnosis dan parenting. Hipnosis bukan sihir, hipnosis adalah pengetahuan dan teknik berkomunikasi dengan sistem kerja otak. Sedangkan parenting adalah segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orang tua dalam mendidik anak. Hypnoparenting menggunakan prinsip kerja hypnosis (komunikasi dengan otak) dengan pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak dan menjadi orang tua yang mampu memahami perkembangan anak untuk menuju kehidupan yang baik, sukses dan bahagia.

Orang tua menjadi pelaku penting dalam hypnoparenting ini. Dalam prakteknya, hypnoparenting adalah proses sugestif dengan menanamkan kalimat-kalimat yang bersifat positif, contohnya, “kamu pintar dan rajin. Kamu senang belajar dan selalu mengerjakan tugas dengan baik.” Waktu paling efektif untuk memasukkan sugesti adalah menjelang tidur, saat bangun tidur, pada waktu emosi anak meningkat, dan ketika anak dalam keadaan terkejut.

Agus Sutiyono selaku penulis sudah mulai membisikkan kalimat sugestif terhadap anaknya, Citra Amalia Putri Sutiyono. Kalimat yang selalu ia bisikkan setiap bangun tidur sejak Citra berusia 6 bulan tersebut yaitu, “Terima kasih, ya Allah, aku sehat, aku bahagia, aku pintar, dan baik hati.” Sugesti yang diberikan pada saat yang tepat ini ternyata membentuk betul perilakunya. Citra tumbuh dengan emosi yang seimbang dan disenangi teman-teman.

Dalam hypnoparenting, orang tua harus memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang tinggi untuk membantu anak-anak mengoptimalkan kemampuan. Anak sebaiknya tidak dididik agar cerdas tapi juga mampu berfikir kreatif, imajinatif, dan mempunyai emosi yang stabil. Kreativitas orang tua dibutuhkan dalam menggunakan kalimat sugesti yang tepat untuk anak.

Buku ini merupakan hasil belajar sang penulis di fakultas Magister Manajemen IPMI Jakarta dengan spealisasi program Manajemen Sumber Daya Manusia Pada tahun 1996. Selain itu, penulis juga mengikuti Indonesia-Australia Specialist Project II, Human Rights Program-University Of Sidney (UTS), Australia pada tahun 2003. Ditulis dengan bahasa yang lugas nan santai dan berorientasi ke dalam keluarga, buku ini sangat cocok dibaca oleh para orang tua. Kalimat-kalimat sugestif dalam buku ini sangat beragam dan telah diterapkan oleh penulisnya sendiri yang memang berhasil membentuk perilaku anaknya.

Selain mendapat ilmu tentang cara mendidik, mengubah atau membentuk perilaku anak, orang tua juga bisa mendapat berbagai ilmu pengetahuan yang bisa mereka ajarkan kepada anak-anak mereka, seperti pengertian hipnotis, mekanisme kerja otak dan lain sebagainya. Buku ini juga cocok dibaca oleh kalangan remaja. Kalimat-kalimat sugestif yang ada pada buku ini sangat bermanfaat dan dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Desain gambar animasi yang banyak terdapat dalam buku ini justru menjadi kekurangan karena buku ini berorientasi dalam kehidupan keluarga yang ditujukan untuk dibaca orang tua. Selain itu, ada banyak istilah-istilah dalam bahasa asing yang umumnya sukar dipahami oleh para orang tua. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini layak dimiliki oleh semua kalangan khususnya orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang baik. Mendidik anak layaknya menanam pohon, jika kita benar secara perlakuannya, maka kita juga yang akan memetik dan menikmati hasilnya. Sungguh Dahsyatnya Hypnoparenting.


Contoh Resensi Buku 3

Judul Buku      : Tafsir Ibadah
Penulis             : H. Abd. Kholiq Hasan
Penerbit           : Pustaka Pesantren, Yogyakarta
Cetakan           : 1 September 2008
Tebal               : 332 Halaman

Ibadah merupakan bentuk penghambaan manusia terhadap Tuhan, dengan hal itu manusia menjalin komunikasi dengan penciptanya, Allah swt. Apabila dilihat secara umum ibadah memiliki dua tingkatan secara dogmatis, wajib dan sunah.

Pada aspek lain, jika dilihat secara definitif, ibadah berasal dari kata bahasa Arab, ‘ibadah, kata ni merupakan turunan dari ‘a-ba-da, yang berarti…memiliki makna yang luas. Dengan ibadah ini akan terbangun komunikasi dengan Tuhan, baik bersifat personal maupun komunal.

Disadari atau tidak hidup di dunia merupakan kehidupan sementara, di dunia manusia diperintahkan untuk berusaha dan mempersiapkan bekal untuk kelangsungan hidup dan bekal di akhirat kelak. Bekal dunia manusia di anjurkan untuk mencari rezeki untuk kehidupan di dunia.

Adapun untuk bekal di akhirat manusia hendak ibadah ataupun berbuat sesuatu yang bernilai ibadah. Ibadah yang telah dilakukan manusia inilah yang akan menjadi bekal di akhirat, yang akan menentukan manusia memperoleh kenikmatan surgawi atau kesengsaraan di neraka.

Namun demikian, tidak semata-mata kita melaksanakan ibadah tanpa ada tuntutan yang berasal dari nash-nya. Karena jika beribadah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan agama atau tidak ada tuntunan dari nash, maka ibadah tersebut tidak akan diterima, bahkan sebaliknya dapat menghadirkan kemurkaan Allah swt. Sehingga perlu pembacaan dan melihat  pada sumber tuntutan umat Islam, Alqur’an. Alqur’an yang menjadi sumber umat islam dalam hal apapun, tak terkecuali ibadah. Dengan memahami dan mengetahui peribadatan langsung dari sumbernya, maka akan memberikan satu pemahaman bahwa ajaran yang dibawakan Islam sangat lentur, memungkinkan adanya perbedaan penafsiran, dan membawa kita pada tujuan dari proses ibadah itu sendiri.

Penulis Abdul Khaliq Hasan, yang merupakan lulusan Madrasatul Qur’an Tebuireng, memilih bentuk tematis (maudhu’i) dalam buku tafsirnya ini. Selanjutnya penulis memperjelas maksud dari tematik itu adalah dengan mengaitkan isis kandungan Al-Qur’an denga hokum-hukum Islam (Fiqh) dengan mengambil judul besar “ibadah”.

Buku ini berisi penafsiran atas ayat-ayat ahkam (ayat yang berbicara tentang hukun syari’at), khususnya yang berkaitan dengan ibadah mahdhah, dari masalah thaharah hingga masalah haji dan umrah. Berdasarkan isinya yang ada, buku ini dapat dikategorikan sebagai tafsir ahkam. karena berisi pembahasan-pembahasan perihal hukum, khususnya yang berkaitan tentang ibadah mahdhah. Dengan kata lain masalah rukun Islam yang lima dibahas dan diuraikan dalam buku ini.

Buku dengan judul Tafsir Ibadah ini juga mengulas dalil-dalil dan pemikiran-pemikiran mujtahid tentang hukum dan ibadah. Dalam konteks ijtihad, buku ini menjadi penting karena ia berusaha memberikan gambaran bagaimana para mujtahid meng-istinbat-kan hukum yang berbeda-beda. 

Dengan pembacaan dari sumbernya langsung justru akan memperkaya ikhtilaf (perbedaan). Berangkat dari hal itu justru diharapkan terbangun sikap saling menghormati dan saling menghargai pemikiran orang lain.

Kehadiran Buku ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai salah satu referensi pribadi atau dijadikan sebagai pedoman materi dakwah bagi para da’i. Sekalipun tidak semua, permasalahan terkait ibadah mahdhah sudah terwakili dan dibahas dalam buku ini.

Uraian ibadah langsung dari sumbernya atau dari ayat yang berkaitan dengan ibadah tertentu dan dijelaskan dengan penafsiran para ulama yang menafsirkan ayat tersebut. Penulis menjadi penengah dalam berbagai perbedaan penafsiran para ulama terkait maslah ikhtilaf hukum. Penulis juga menyebutkan asbab al-nuzul, serta dilengkapi dengan Hadis dalam menjelaskan ayat demi ayat.

Contoh Resensi Buku 4

Judul             : Ketika Nabi di Kota: Kisah Sehari-Hari Nabi di Madinah (Menata Sendi-Sendi Ekonomi, Sosial dan Politik)
Penulis           : Dr. Nizar Abazhah
Penerjemah   : Asy’ari Khatib
Penerbit         : Zaman, Jakarta
Cetakan        : I, 2010
Tebal             : 603 Halaman
ISBN            : 978-979-024-232-6 

Suatu hari penduduk Yatsrib berkerumun di setiap sudut kota. Mereka sedang menanti kedatangan utusan Allah beserta rombangan. Kerumunan itu dipenuhi laki-laki, perempuan, orang tua renta sampai anak-anak. Ketika salah satu warga melihat rombongan Nabi saw. tiba di tepi Yatsrib, serontak keramaian suara penyambutan pun bergelegar. Peristiwa bersejarah ini dikenal dengan nama hijrah, yang terjadi pada tahun 622 Masehi.

Nabi melakukan hijrah berkaitan dengan kondisi sosio-politik Mekkah. Keadaan itu tidak memungkinkan Nabi saw. untuk terus bermukim dan menyebarkan Islam di Mekkah. Dengan beberapa pertimbangan, Nabi saw. pun memilih Madinah sebagai wilayah transmigrasinya.

Madinah merupakan perkampungan yang terletak sebelah utara Mekkah. Secara geografis, Madinah cocok untuk pertanian. Kondisi itu berbeda dengan Mekkah yang kering dan gersang, sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Daerah yang mulanya bernama Yatsrib ini sangat strategis untuk perdagangan karena terletak pada jalur rempah-rempah yang menghubungkan Yaman dan Suriah. 

Oleh sebab itu masyarakat Madinah lebih memilih menetap dibanding nomaden (berpindah-pindah), seperti masyarakat Arab pada umumnya. Masyarakat Madinah memiliki struktur terdiri atas beragam etnis, suku, dan agama. Hal ini disebabkan penduduk yang ada di Madinah merupakan masyarakat urban dari berbagai kabilah.

Madinah menjadi pusat peradaban Islam yang cemerlang diantara imperium Persia dan Romawi. Sendi-sendi peradaban dirintis Nabi dengan membangun pusat ekonomi, spiritual dan pusat pemerintahan pun menjadi prioritas Nabi.

Madinah menjadi wilayah suci bagi umat Islam setelah Mekkah. Nabi saw. bersabda, Madinah adalah haram dari tempat ini hingga tempat ini, tidak boleh dipotong pepohonannya, tidak boleh dilakukan kejahatan di dalamnya. Barangsiapa melakukan kejahatan di dalamnya maka baginya laknat Allah, para melaikat dan seluruh manusia (HR. Imam al-Bukhari).

Nizar Abazhah mengajak kita untuk berwisata ke kota Madinah itu melalui fiksi yang dibalut dengan sejarah dengan apik. Abazhah menyuguhkan dengan cerita yang diambil dari sumber ‘aslinya’, yakni al-Qur’an dan Hadis. Maka, novel ini dapat dikatakan bukan fiksi belaka, tapi benar-benar sejarah peradaban Islam. Kita diajak untuk menelusuri secara lengkap seluk-beluk kehidupan Nabi saw. di Madinah dengan alur yang sistematis. Dewasa ini belum banyak novel yang menguraikan kehidupan Nabi saw. secara khusus di Madinah dengan lengkap dan kritis seperti halnya dengan novel ini.

Untuk membangun sebuah peradaban, Nabi saw. banyak membangunan fasilitas umum. Misalnya, pusat perekonomian, hutan lindung, kebun, sumur, dan lembah-lembah. Nabi juga mengajarkan kepada masyarakat sekitar untuk hidup bersama tanpa membedakan tingkat dan status sosial.

Aspek tidak kalah penting lainnya adalah ‘pembangunan’ sumber daya manusia. Nabi saw. ingin membangun tatanan masyarakat yang kukuh, memiliki solidaritas kuat dan hubungan sosial yang erat (hlm. 84).  Semua aspek pembangunan di Madinah dilandaskan pada nilai-nilai al-Qur’an dan Sunnah.

Untuk memperoleh bangunan masyarakat baru tersebut, Nabi menyususn asas-asas pedoman hidup. Yaitu asas persamaan hak dan kewajiban pada seluruh tingkat masyarakat dan harus dipenuhi oleh setiap individu sesuai kedudukan masing-masing (halaman 87).

Dalam sendi politik, Nabi menyusun asas-asas negara yang akan mengalahkan imperium Romawi. Dalam sendi ekonomi, Nabi menegakkan kejujuran dan ekonomi berbasis kerakyatan. Nabi juga menyusun asas-asas hukum yang adil. Untuk itu Nabi membentuk lembaga, semacam menteri, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Nabi sendiri sebagai kepala negara di Madinah. Hampir semua peristiwa dan momen-momen bersejarah terekam secara apik dalam novel ini.

Tidak dapat diragukan buku ini memiliki keunggulan yang profetik. Buku ini tidak hanya cocok bagi peminat sastra, tetapi juga relevan bagi penggila sejarah. Walaupun, kekecewaan akan dirasakan oleh para pengagum sastra, karena kita tidak akan menemukan bahasa yang menjulang dengan rangkaian keindahan dan majaz-majaz yang menghiasi. Jadi, buku ini layak dibaca oleh semua kalangan.