Jawaban Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 98-113 (Semester 2)

Kali ini kita akan kembali memberikan jawaban buku paket bahasa Indonesia kelas 12 kurikulum 2013 (kurtilas) semester 2. Jawaban yang akan kita berikan kali ini mulai dari halam 98 hingga halaman 113. Adapun materi ini adalah mengenai teks cerita fiksi dalam novel. Baiklah langsung saja kita bahas soal buku paket bse Indonesia berikut.

Kunci Jawaban Halaman 98-99
a. Kalid adalah seorang yang berperawakan keras dengan pori wajah yang agak kasar dan rahang yang menyembul.
b. Khalid memiliki kumis, cambang, dan jenggot yang panjang.
c. Khalid berambut gondrong dan awut-awutan dan hampir seluruh mukanya tertutup bulu.
d. Khalid memiliki tatapan mata yang sangat tajam.
e. Khalid memiliki ekspresi yang dingin.
f. Khlaid adalah lelaki pemberani dan misterius.
g. Kalid sebagai seorang lelaki yang tidak pernah menyerah menghadapi prahara kehidupan. Seorang sarjana hukum yang akhirnya menjadi korban ketidakadilan. Kalid sebagai lelaki yang tak pernah ‘mati’ hingga akhir cerita.

Kunci Jawaban Halaman 110
No.PernyataanBSTT
1.Hutan-hutan di pinggir kampung banyak yang terbakar.--
2.Kampung di sana menjadi panas akibat hutan yang terbakar.--
3.Kampung tersebut berada jauh dari sungai.--
4.Mesin penebang kayu hanya terdengar di siang hari.--
5.Setelah ditebang, kayu-kayu dirajang berbentuk papan maupun batangan segi empat.--
6.Orang-orang yang bekerja menebang kayu itu bekerja untuk seorang pengusaha yang dilindungi aparat.--
7.Untuk mengeluarkan kayu yang sudah dipotong dari hutan menggunakan jasa kerbau.--
8.Kerbau-kerbau membawa kayu tersebut hingga ke pinggir sungai.--
9.Setelah sampai dipinggir sungai, kemudian kayu tersebut dialirkan begitu saja ke arah hilir.--
10.Banyak orang kampung yang bekerja untuk perusahaan itu.--

Kunci Jawaban Halaman 111-112
No.Kutipan Nyanyi Sunyi dari IndragiriGaya Bahasa
1.Hampir setiap hari pula, dia selalu mendengar suara mesin penebang kayu meraung-raung tidak siang tidak malam dan beberapa hari kemudian kayu-kayu, yang sudah dirajang dengan rapi baik berbentuk papan maupun batangan segi empat dikeluarkan oleh serombongan kerbau dari hutan (NSdI, 2004:40).Antitesis adalah majas yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
2.Semuanya seperti musim kering; kemarau datang dan angin gersang menusuk-nusuk. Semuanya seperti musim basah; hujan dan badai adalah nyanyian dalam sedih dan ngilu. Semuanya seperti perih, ketika langit tak menyisakan cerita apa-apa. Semuanya menjadi sepi... (NSdI, 2004:1).Repetisi
Pengulangan kata-kata tertentu
3.Angin senja yang hampir habis membuat rambutnya berkibar-kibar, dan sinar matahari yang hampir tenggelam membuat rambutnya tampak hanya bayangan, seperti siluet (NSdI, 2004:100).Metafora mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis.
4.Hampir setiap hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti itu terjadi; raungan gergaji sepanjang hari, suara gedblar kayu tumbang, kayu yang ditarik kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu ke arah hilir (NSdI, 2004:40).Hiperbola gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
5.Tetapi aku sadar sesadar-sadarnya, bahwa tatapan matanya yang sangat tajam ketika kami pertama kali bertemu-bukan bertemu, aku yang memandangnya dari kejauhan-menjelang senja beberapa waktu sebelum huru hara itu, telah mengubah seluruh tatanan pemikiranku selama ini (NSdI, 2004:60).Sinestesia adalah metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indera untuk dikenakan pada indera lain.
6.Aku diam menahan perih. Perlahan air mataku mengalir dan aku tak bisa terisak. Memang tak ada isak, yang ada dalam diriku adalah pedih, ngilu, dan nyeri (NSdI, 2004:21—22).Klimaks adalah melukiskan keadaan secara berurutan sampai pada puncaknya

Kunci Jawaban Halaman 112-113
  1. Alia, wanita itu, masih menangis tanpa suara, hanya isakan (NSdI, 2004:1).
  2. Dia senang memandang lelaki tu; melihat dari dekat wajahnya yang tidak terlalu halus-dengan pori-pori yang terlihat dan rahang yang menyembul (NSdI, 2004:4).
  3. Dan sebelum perusahaan itu datang, tak pernah ada banjir besar yang menghancurkan kampung kami setiap tahun (NSdI, 2004:7).
  4. Aku sakit hati dan selalu memendam perasaan ingin menghancurkannya suatu saat nanti kalau ketemu dia, atau siapapun orang dekatnya.(NSdI, 2004: 86).
  5. Kebencian yang berasal dari kekecewaan karena ketidakadilan: kepemilikan yang tercabut dan diambil dengan paksa. (NSdI, 2004:58)